Kamis, 30 Desember 2010

Mengapa Lebih Banyak Bayi Meninggal di Tahun Baru?



Hanya dalam hitungan jam kita akan menyambut tahun baru. Berbagai kemeriahan sudah tampak di beberapa tempat. Untuk para orang tua yang sedang memiliki bayi, disarankan untuk tidak terlalu terlarut dalam euforia tahun baru ini, karena menurut penelitian terbaru, kejadian Suddent Infant Death Syndrome (SIDS) meningkat pada tahun baru.

SIDS adalah suatu kematian mendadak pada bayi yang sebelumnya sehat. Pada hasil otopsi biasanya tidak diketahui penyebabnya. SIDS ini merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi usia 2 minggu-1 tahun, dan hampir selalu terjadi ketika tidur. Hal ini dikaitkan dengan posisi tidur tengkurap yang lebih sering menimbulkan apnea (henti nafas) sementara pada bayi.

Namun fakta yang mengejutkan mengenai SIDS datang dari David Phillips, ahli sosiologi dari Universitas California yang meneliti kasus SIDS dari tahun 1973 sampai 2006 di seluruh Amerika. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kejadian SIDS meningkat 33 persen pada setiap tahun baru. 

Penelitian ini memang tidak mencari tahu penyebab pasti SIDS tersebut, namun mereka berasumsi bahwa hal ini terkait dengan penggunaan alkohol yang lebih banyak dari biasanya pada tahun baru. Bayi dari ibu yang mengonsumsi alkohol mengalami SIDS dua kali lebih banyak dari yang bukan peminum. Phillips menyatakan bahwa orang yang dalam pengaruh alkohol akan mengalami gangguan dalam pengambilan keputusan dan tidak cakap dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam hal mengasuh bayi. Kemungkinan si bayi tidak ditidurkan dalam posisi yang tepat oleh ibunya sehingga timbul apnea.

Untuk membandingkan apakah SIDS pada tahun baru ini lebih karena alkohol atau kurang tidur akibat pesta hingga dini hari, maka Phillips memeriksa jumlah kejadian SIDS pada musim gugur, dimana banyak orang tidur terlalu malam karena siang hari yang lebih panjang. Ternyata tidak ada peningkatan SIDS yang signifikan pada musim ini.

Namun tetap saja efek akumulatif dari kurang tidur akan sama seperti mabuk alkohol, sehingga pada malam tahun baru ini disarankan supaya tetap tidur cukup dan tidak mengonsumsi alkohol, terutama bagi mereka yang memiliki bayi.

Diolah dari berbagai sumber.

Selasa, 28 Desember 2010

Kenapa Perempuan Selalu Lama Kalau Berbelanja?


Pada musim liburan natal dan tahun baru ini tidak lengkap rasanya jika tidak berbelanja ke mall. Sudah menjadi kebiasaan, jika berbelanja perempuan akan menghabiskan waktu yang lebih lama daripada laki-laki. Siapa sangka hal ini sudah berjalan sejak jaman prasejarah, saat masa berburu dan mengumpulkan makanan. Dr. Daniel Kruger, seorang psikolog sosial dari Universitas Michigan menyatakan bahwa perbedaan perilaku laki-laki dan perempuan dalam berbelanja merupakan evolusi dari kegiatan berburu dan mengumpulkan.

Pada jaman nenek moyang dulu, perempuan bertugas mengumpulkan tumbuh-tumbuhan untuk dimakan. Bahan makanan yang dikumpulkan selalu dipilah yang terbaik dari segi warna, tekstur, dan bau untuk menjamin kualitas dan keamanan makanan keluarganya. Hal ini sama seperti ketika seorang perempuan berbelanja, dia akan mengisi keranjang belanjanya dengan memilih-milih barang-barang yang dia perlukan, sehingga menghabiskan waktu yang lama.

Saat musim panen, perempuan jaman dulu lebih tau kapan tanaman siap dipanen dan kapan perlu ditanam kembali. Di masa sekarang, hal ini berevolusi menjadi sebuah insting untuk mengetahui kapan dan dimana mall tertentu mengadakan potongan harga khusus.

Berbeda dengan perempuan, dalam hal berbelanja laki-laki sudah memikirkan barang yang akan dibeli sebelumnya. Saat di mall pun mereka menggunakan prinsip cepat masuk, ambil barang, dan segera keluar. Ini diidentikkan dengan proses berburu oleh para laki-laki di jaman dulu. Saat berburu mereka ingin mendapatkan daging sesegera mungkin untuk dibawa pulang ke keluarganya.

Menurut Dr. Kruger, perilaku tersebut tidak terkait genetik dan tidak mutlak untuk semua orang. Namun adanya kesamaan perilaku tersebut bisa membantu menjelaskan teori-teori mengenai bagaimana perilaku bisa berevolusi.

Sumber: PsychCentral

Kamis, 23 Desember 2010

Makan Ikan Bisa Membuat Stroke?


Stroke merupakan penyakit yang timbul saat sel saraf otak kekurangan oksigen akibat hambatan aliran darah di otak. Faktor risiko timbulnya stroke terutama adalah tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi. Faktor pola makan sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan darah dan kolesterol yang dapat memicu stroke.

Makanan seperti Ikan sudah sejak lama dikenal dengan lemak baiknya. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ikan, terutama ikan laut seperti ikan salmon, tuna, kembung, haring memiliki kandungan lemak omega 3 yang diketahui dapat menurunkan risiko serangan jantung. Beberapa menyebutkan bahwa ikan-ikan tersebut bisa mencegah stroke, namun belum ada data yang akurat mengenai itu.

Di Amerika, terdapat daerah yang dikenal dengan sabuk stroke, yaitu yang terbentang dari Carolina ke Arkansas dan Lousiana. Penduduk di daerah ini memang jarang makan ikan dua kali seminggu, sesuai yang direkomendasikan pemerintah. Tak heran penduduknya yang menderita stroke 20 persen lebih tinggi daripada daerah lain di Amerika. Namun yang mengherankan, penderita stroke di daerah ini terbanyak dari ras Afrika Amerika, padahal penduduk dari ras ini mengonsumsi ikan lebih dari dua kali seminggu.

Setelah ditelusuri ternyata mereka memakan ikan yang disajikan dengan cara digoreng. Menurut Dr. Fadi Nahab, ahli neurologi dan direktur program stroke di Rumah Sakit Universitas Emory, ikan yang digoreng menghilangkan efek baik pencegah stroke. Penelitian sebelumnya di Spanyol menyatakan bahwa ikan salmon yang digoreng akan kehilangan efek baik dari asam lemak omega 3 nya, sebaliknya lemaknya akan digantikan oleh lemak tidak sehat. Selain itu ikan yang digoreng juga akan memiliki kepadatan kandungan lemak omega 3 yang lebih sedikit.
Nahab menjelaskan bahwa sebagai makanan pencegah stroke, ikan yang dikonsumsi harus diperhatikan jenisnya. Ikan yang mengandung lemak omega 3  terutama adalah ikan laut seperti tuna, kembung, salmon, dan sejenisnya. Selain itu cara penyajian juga sangat berperan. Sebisa mungkin ikan yang dikonsumsi jangan ikan yang digoreng. Jika kita tidak mampu memenuhi itu semua, suplemen yang mengandung omega 3 juga bisa sebagai pengganti lemak ikan yang bermanfaat tersebut.

Sumber: Time Healthland

Rabu, 22 Desember 2010

Apakah Gen Mempengaruhi Pilihan Partai Politik Kita?


Masih juga berdebat mengenai partai biru atau kuning atau merah yang lebih baik? Coba ditinjau ulang kembali, karena menurut para ahli dari Universitas Nebraska, pilihan kita terhadap partai politik bukan didasari atas baik buruknya partai tersebut, melainkan ada faktor biologis dari tubuh kita yang ikut menentukan.

Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan menyatakan bahwa kemungkinan ada faktor biologis, seperti gen, yang mempengaruhi orang untuk memilih partai politik favoritnya. Hasil penelitian ini cukup mengejutkan, terutama bagi para simpatisan partai. Karena selama ini mereka berpikir bahwa memilih suatu partai politik adalah suatu kebebasan dengan melalui pertimbangan individu, tanpa menyadari bahwa ada faktor genetik yang mempengaruhinya.

Penelitian yang berupa analisis perilaku ini melibatkan ahli psikologi dan politikus dari dua partisipan partai di Amerika Serikat, yaitu kaum konservatif dan liberal. Salah satunya melalui teknik tatapan mata. Teknik ini menampilkan gambar orang sedang melirik ke kiri di televisi. Mereka diharuskan menatap gambar tersebut. Orang liberal cenderung ikut menengok ke kiri mengikuti arah tatapan mata obyek di televisi, sedangkan yang konservatif cenderung tetap memandang lurus tidak bergerak. Hal ini dianalisis terkait dengan nilai diri mereka, orang liberal cenderung berempati sedangkan konservatif cenderung tidak mempercayai orang lain.

Penelitian lain yang melibatkan keduanya yaitu tentang pengaturan kamar. Orang konservatif memiliki kamar tidur yang bersih, wangi, dan banyak item-item terorganisir seperti prangko dan kalendar. Sedangkan yang liberal kamar tidurnya lebih nyaman, bergaya, banyak buku-buku tentang feminisme dan peta internasional.

Ketika disodorkan gambar orang yang sedang makan cacing, orang-orang yang merasa jijik adalah mereka yang cenderung setuju dengan pemahaman konservatif seperti anti pernikahan sesama jenis dan seks pranikah. Mereka akan menjadi partisipan partai Republik. Begitupula sebaliknya.

Terkait penelitian tersebut, John Hibbing, kepala penelitian ini, menyatakan bahwa reaksi biologis dari gen tidak semata-mata membuat orang menjadi anggota partai Republik atau partai lainnya, namun faktor biologis itu membuat seseorang tertarik pada partai yang dia ikuti. Tentu saja hal ini perlu penelitian lebih lanjut melalui studi biologi politik yang akan terus dikembangkan sampai 50 tahun ke depan.

Sumber: Time Healthland

Selasa, 21 Desember 2010

Wanita yang Tidak Pernah Merasakan Takut


Siapa yang tak heran saat seorang wanita tiba-tiba berlari menuju ular besar yang melintasi jalanan kemudian mengangkat dan memindahkannya ke rerumputan. Wanita tersebut, yang identitasnya disamarkan sebagai SM, dikenal oleh keluarga dan tetangganya tidak pernah mengenal takut. Dia tidak takut saat diserang oleh wanita lain yang lebih besar, ataupun berhadapan dengan pisau dan senjata api.

Para ahli yang tertarik dengan wanita itu kemudian melakukan penelitian terhadapnya. Beberapa obyek yang menimbulkan rasa takut disodorkan kepadanya, seperti ular, laba-laba, rumah hantu, dan film horor. Tapi SM tidak menunjukkan rasa takut sama sekali.

Kemudian diketahui bahwa dia menderita suatu penyakit langka, yaitu penyakit Urbach-Wiethe yang merusak amigdala, suatu struktur sebesar kacang yang terletak jauh di dalam otak. Pada hewan percobaan, amigdala memang berperan penting dalam mencetuskan respon takut. Namun ini merupakan penelitian pertama pada manusia yang menderita kerusakan amigdala. Penelitian ini memastikan bahwa amigdala juga berperan pada timbulnya rasa takut pada manusia, seperti dilaporkan pada jurnal Current Biology.

SM memang tidak bisa merasakan takut, namun emosi-emosi lain dapat dia rasakan. Dia memang mengatakan tidak menyukai ular, namun ketika disodorkan ular dia tidak menunjukkan rasa takut. Tidak adanya rasa takut bukan berarti tanpa resiko. Sudah beberapa kali SM menghadapi kondisi-kondisi yang mengancam jiwanya. Ketidakmampuan mendeteksi adanya bahaya bisa melukai dirinya sendiri.

Lebih lanjut para peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini dapat diterapkan pada penderita PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Penderita gangguan stres pasca trauma, seperti para veteran perang sering mengalami ketakutan saat keluar dari rumah, seolah-olah setiap hari bahaya seperti di medan perang masih mengancam dirinya. Para ahli psikoterapi berusaha meneliti cara mengatasi hiperaktivitas amigdala pada para penderita PTSD ini. Namun kendala yang timbul adalah sedikit sekali penderita dengan kerusakan amigdala untuk diteliti lebih lanjut. Sehingga penelitian intensif akan terus dilakukan pada SM sebagai pasien satu-satunya.

Sumber: LiveScience2010

Senin, 20 Desember 2010

Manfaat Aspirin pada Jantung Kita

 
Siapa yang tidak kenal aspirin? Sejak 100 tahun yang lalu obat ini digunakan sebagai penghilang rasa sakit kepala, demam, dan nyeri sendi. Kini, aspirin juga dipakai sebagai obat untuk mencegah serangan jantung, sering disebut sebagai obat pengencer darah, dengan cara mencegah perlekatan trombosit dan pembentukan sumbatan pada arteri. Biasanya obat ini diminum oleh penderita hipertensi, diabetes, atau yang sudah pernah kena serangan jantung sebelumnya.

Namun, multifungsi dari aspirin ini bukannya tanpa masalah. Efek samping yang sering timbul ialah gangguan pada lambung. Tak jarang aspirin bisa menyebabkan perdarahan di lambung atau otak. Jadi para pengguna aspirin disarankan untuk berkonsultasi dahulu mengenai riwayat penyakitnya sebelum memakai aspirin.

Jika memang aspirin harus diminum, maka penggunaan obat tersebut dalam dosis rendah sebesar 81 miligram perhari dapat mengurangi resiko perdarahan lambung. Penggunaan bersama obat anti nyeri yang lain seperti ibuprofen (proris) sebaiknya dihindari, atau jika terpaksa, obat anti nyeri tersebut diminum dalam dosis paling kecil dan jangan terlalu lama. Kalau memang pasien sudah memiliki riwayat gastritis atau nyeri lambung sebelumnya, obat pencegah keluarnya asam lambung sebaiknya diberikan, seperti anti reseptor H2 (ranitidine, simetidine) atau penghambat pompa proton (omeprazole, lansoprazole).

Yang sering menjadi pertanyaan adalah apakah orang yang sehat harus minum aspirin supaya terhindar dari serangan jantung? Menurut US Preventive Services Task Force, laki-laki usia antara 45 dan 79 tahun disarankan untuk minum aspirin dosis rendah setiap hari jika manfaat (dalam mencegah serangan jantung) lebih besar daripada risiko/efek sampingnya (perdarahan). Karena itu konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan aspirin sangat diperlukan.

Sumber: Harvard Health

Minggu, 19 Desember 2010

Pinggang Berlemak Meningkatkan Resiko Kanker Payudara


Sudah menjadi hal yang umum jika lemak di pinggang selalu menimbulkan masalah. Entah itu mengganggu penampilan ataupun meningkatkan resiko terjadinya penyakit, seperti sakit jantung. Kini masalah tersebut bertambah lagi dengan diumumkannya penelitian dari Brigham and Women's Hospital serta Harvard Medical School di Boston.

Menurut penelitian itu, wanita premenopause yang memiliki kelebihan lemak di pinggang serta yang ukuran pinggangnya lebih besar daripada pinggulnya memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara tipe reseptor estrogen (RE) negatif. RE negatif maksudnya adalah kanker ini tidak memiliki reseptor hormon estrogen pada wanita, sehingga hormon ini tidak merangsang kanker untuk tumbuh.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kadar lemak tubuh dan indeks massa tubuh terkait dengan peningkatan resiko kanker. Indeks massa tubuh yang tinggi dapat meningkatkan resiko kanker payudara, namun hanya pada wanita pascamenopause. Sedangkan penelitian lain pada wanita premenopause yang memiliki kelebihan lemak di perutnya diketahui cenderung menderita keadaan prediabetes atau hiperinsulinemia (kadar insulin berlebih di tubuh). Reseptor insulin ini ternyata dapat memacu pertumbuhan sel-sel kanker payudara.

Melihat dua penelitian tersebut, Holly R. Haris sebagai ketua tim peneliti dari Harvard  akhirnya berhasil menemukan keterkaitan antara lemak tubuh pada wanita premenopause dengan kanker payudara. Penemuan itu mengindikasikan bahwa ada jalur khusus terkait insulin pada lemak perut yang terkait dengan pertumbuhan kanker payudara pada wanita premenopause.

Sumber: Harvard Health

Kamis, 16 Desember 2010

Yoghurt Activia Bermanfaat bagi Kesehatan?


Produk yoghurt dari Danone yaitu Activia mendapat teguran dari FTC (Federal Trade Commission) di Amerika Serikat. Teguran ini terkait dengan pernyataan bahwa Activia bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. FTC mengangggap pernyataan ini tidak mampu dibuktikan secara ilmiah. 

Sebelumnya iklan komersial Activia menyebutkan bahwa produk tersebut dapat mengatasi buang air besar yang tidak teratur dan mengurangi waktu transit makanan yang lambat di usus. Iklan televisi Activia yang dibintangi oleh aktris Jamie Lee Curtis menjelaskan bahwa minum Activia setiap hari terbukti secara klinis membantu sistem pencernaan menjadi teratur dalam waktu dua minggu. Danone menyatakan bahwa ada bukti ilmiah untuk pernyataan tersebut.

Namun FTC menilai bahwa klaim Danone tersebut dianggap tidak terbukti. Informasi yang menyesatkan tersebut dianggap bisa menimbulkan keluhan gangguan pencernaan pada pasien.

Pihak Danone kemudian menyepakati permintaan FTC untuk menarik pernyataan mengenai manfaat Activia tersebut. Danone juga dilarang untuk mengklaim bahwa produknya yang berupa makanan dan minuman probiotik, susu, dan yoghurt dapat mengurangi kecenderungan seseorang menderita demam dan flu serta dapat mengatasi buang air besar yang tidak teratur dan waktu transit makanan yang lambat di usus, kecuali bila telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) dan telah melalui dua penelitian klinis yang membuktikan hal tersebut.

Sumber: Federal Trade Commission

Rabu, 15 Desember 2010

Pasien Pertama yang Sembuh dari AIDS


Timothy Ray Brown bisa dibilang beruntung, pasien leukeumia yang juga menderita AIDS ini dinyatakan sembuh dari penyakit AIDS nya setelah menjalani terapi stem cell berupa transplantasi sumsum tulang untuk penyakit leukeumianya. Brown, yang sebelum identitasnya diungkap dikenal sebagai Pasien Berlin, menerima transplantasi sumsum tulang untuk leukeumianya pada tahun 2007. Dokter yang menanganinya kemudian melaporkan, pada pemeriksaan lanjutan didapatkan bahwa infeksi HIV yang ada padanya telah benar-benar disembuhkan.

Kasus ini kemudian dipresentasikan pada Konferensi Infeksi Oportunistik dan Retrovirus di Boston tahun 2008, lebih lengkapnya lagi dipublikasikan melalui New England Journal Medicine awal 2009. Dan publikasi terbaru menyatakan bahwa pemeriksaan terakhir pada Brown didapatkan bahwa dia sudah sembuh dari infeksi HIVnya.

Proses pengobatan yang dilalui Brown memang tidak gampang. Brown mendapatkan donor sel stem dari pendonor yang memiliki gen yang kebal terhadap virus HIV. Diperkirakan hanya ada 1 persen individu di Eropa Barat dan Utara yang memiliki gen tersebut. Sebelum dilakukan transplantasi sel, Brown harus mendapatkan terapi radiasi dan kemoterapi untuk menghancurkan sel-sel imunnya yang sudah terinfeksi. Juga diberikan obat-obat penekan sistem imun supaya tidak terjadi reaksi penolakan terhadap jaringan yang akan didonorkan. Baru kemudian transplantasi dilakukan dan obat-obatan antiretroviral yang sebelumnya diminum segera dihentikan pasca transplantasi.

Apa yang terjadi pada Brown ini merupakan keajaiban medis yang dianggap sebagai hadiah untuk perayaan hari AIDS sedunia kemarin. Para peneliti kemudian berusaha memfokuskan pencarian pengobatan AIDS ke arah terapi sel stem ini. Sejauh ini didapatkan dua solusi untuk memperoleh sel stem yang kebal terhadap HIV, yaitu pertama mendapatkan jaringan donor dari individu yang kebal terhadap virus HIV. Namun kendalanya adalah individu yang kebal tersebut jarang sekali. Kedua yaitu dengan menciptakan sendiri sel stem kebal HIV, walaupun akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar. Mengingat kesulitan-kesulitan tersebut, apabila memang terbukti efektif, terapi sel stem ini sementara hanya akan dilakukan pada pasien dengan kondisi yang sudah tidak bisa diobati dengan terapi lain.

Diolah dari berbagai sumber.

Membuat Insulin dari Tubuh Sendiri, Mungkinkah?


Kabar gembira dari konferensi tahunan American Society of Cell Biology untuk para penderita diabetes. Baru - baru ini peneliti dari Georgetown University Medical Centre telah berhasil menemukan cara untuk menyembuhkan diabetes, setidaknya bagi penderita diabetes laki-laki. Para peneliti di universitas tersebut telah berhasil menumbuhkan sel-sel pankreas baru penghasil insulin pada hewan percobaan yang mengalami diabetes. Sel-sel yang ditumbuhkan dari lapisan-lapisan jaringan testis manusia tersebut mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengontrol gula darah layaknya normal pada hewan percobaan tersebut.

Walaupun ini baru berupa penelitian awal, namun para peneliti meyakini bahwa dalam lima tahun ke depan penelitian ini bisa berkembang dan dapat digunakan untuk mengobati penderita diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit diabetes yang umumnya terjadi pada anak-anak karena pankreas sama sekali tidak mampu menghasilkan insulin yang berfungsi mengontrol gula darah, sehingga amereka harus disuntik insulin secara teratur untuk mengontrol kadar gulanya.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu bahwa sel-sel testis / sel stem spermatogonial yang normalnya akan membentuk sperma ternyata bisa diubah menjadi sel pemroduksi insulin yang sehat. Sel stem diketahui merupakan sel master atau sel awal yang pada perkembangannya bisa berubah menjadi jaringan apapun di tubuh sesuai faktor yang merangsangnya. Proses pengubahan sel yang memakan waktu lima minggu tersebut menggunakan campuran vitamin dan faktor pertumbuhan (growth factor) untuk mengubah sampel dari jaringan testis manusia menjadi sel stem, kemudian diubah lagi menjadi sel beta islet pankreas, sel yang mampu memproduksi insulin. Lapisan - lapisan sel beta islet tadi kemudian ditransplankan pada hewan percobaan yang mengalami diabetes. Hasilnya, sel tersebut mampu menghasilkan insulin yang menormalkan kadar gula hewan tersebut selama seminggu.

Walau tampaknya insulin yang dihasilkan tidak bertahan lama, namun para peneliti tersebut yakin bahwa penelitian lanjutan bisa membuat sel - sel tersebut bekerja lebih lama. Beberapa bulan ke depan mereka akan mencoba penelitian tersebut pada manusia, khususnya pria. Karena dengan menggunakan sel tubuh sendiri sebagai sumber transplantasi, resiko penolakan jaringan terhadap transplantasi semakin kecil.

Melihat keberhasilan penelitian ini, para peneliti akan mencoba melakukan hal yang sama untuk menumbuhkan sel penghasil insulin dari sel telur wanita. Juga akan dicobakan teknik yang sama bagi para penderita diabetes tipe 2 yang merupakan tipe diabetes terbanyak di dunia. Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 terjadi bukan karena tidak adanya insulin sama sekali, melainkan insulin yang ada tidak cukup banyak diproduksi, ataupun insulin tersebut tidak mampu berfungsi optimal.

Meskipun beberapa peneliti lain meragukan bahwa penelitian ini aman diterapkan pada manusia dan butuh waktu lama sampai benar-benar siap dicobakan, namun tidak ada salahnya kita berharap bahwa dalam beberapa tahun ke depan terapi sel stem ini bisa menjadi salah satu terapi pengobatan diabetes yang penderitanya semakin hari semakin bertambah.

Diolah dari berbagai sumber

Selasa, 14 Desember 2010

Minum Vitamin Bisa Mengganggu Tidur?

Hampir semua orang pernah minum multivitamin, bahkan banyak yang sengaja minum multivitamin setiap hari dengan tujuan untuk meningkatkan stamina dan kesehatan. Namun apakah ada efek samping dari minum vitamin? Sejauh ini beberapa vitamin dengan dosis tinggi memang bisa menyebabkan gangguan di ginjal dan organ - organ lainnya. Ada pula beberapa laporan tidak resmi yang menyebutkan bahwa orang - orang yang minum vitamin mengalami gangguan tidur, yaitu durasi tidur singkat dan sering terbangun di tengah malam. Atas dasar itu pada tahun 2007 para peneliti melakukan penelitian terhadap ratusan orang dan meneliti pola tidur dan juga penggunaan vitamin dan obat-obatan mereka.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa orang-orang yang rutin meminum multivitamin mengalami gangguan tidur lebih tinggi dibanding mereka yang tidak minum multivitamin. Namun penelitian ini tidak menjelaskan apakah hubungannya berkebalikan, yaitu karena adanya gangguan tidur maka mereka cenderung minum multivitamin

Memang ada beberapa vitamin yang sudah diketahui dapat mengganggu tidur, misalnya vitamin B. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa minum vitamin B6 sebelum tidur dapat memicu mimpi yang menggebu-gebu yang dapat membangunkan tidur seseorang. Vitamin B6 membantu tubuh mengubah triptophan menjadi serotonin, hormon yang mempengaruhi tidur. Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa vitamin B12 dapat mempengaruhi kadar melatonin yang memicu kondisi siaga/terbangun. Jika memang multivitamin dicurigai sebagai pemicu gangguan tidur, solusi yang terbaik adalah multivitamin tersebut diminum pada pagi hari atau beberapa jam sebelum tidur.

Dikutip dari new york times health

Serba - Serbi tentang SPF (Sun Protecting Factor)

 
Untuk yang hobi berenang, berjemur, atau olahraga outdoor mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah SPF atau Sun Protecting Factor yang selalu tercantum di produk-produk anti sinar matahari atau sunblock. Masalahnya belum semua paham apa yang dimaksud dengan SPF tersebut. Berikut dipaparkan beberapa fakta mengenai SPF :

1. SPF adalah Sun Protection Factor, mengukur seberapa jauh produk tertentu melindungi kulit dari sinar ultraviolet B (UVB), yaitu radiasi ultraviolet yg bikin kulit LUAR kita gosong seperti lobster rebus (sunburn). Tapi ini tidak melindungi dari radiasi sinar ultraviolet A  atau UVA yang menembus kulit yang lebih dalam lagi. Jadi supaya tidak gosong luar dalam sebaiknya memakai produk yang berlabelkan anti UVA dan UVB.

2. Apa maksud nomer di SPF? Ada SPF 15, 30, 50, bahkan sekarang ada SPF 100. Itu adalah jumlah waktu selama apa kulit akan terbakar sinar matahari (sunburn). Misal seorang wanita yang berkulit putih melakukan aktivitas di luar ruangan tanpa menggunakan sunblock. Ternyata kulit wanita tersebut akan menjadi merah setelah terkena paparan sinar matahari selama 20 menit. Dengan wanita tersebut menggunakan SPF 15, berarti kulitnya baru akan terbakar tidak dalam 20 menit, melainkan lebih lama 15 x daripada biasanya (15 x 20 menit).

3. Semakin tinggi SPF tidak berarti semakin tinggi proteksinya terhadap sunburn. Pada dasarnya SPF 30 sudah cukup, dia mampu memblock UVB sebesar 96,7%, tidak jauh berbeda dengan SPF 50 (98%) ato SPF 100 (99%). Sedangkan untuk proteksi dari UVA, gunakanlah produk yang mengandung mexoryl xr atau -benzone (seperti avobenzone) yang tidak terurai jika terpapar sinar matahari.

4. Masalah utama pada pencegahan sunburn bukan dari nomer SPF yang dipakai, melainkan dari cara pemakaiannya. Walaupun di beberapa produk yang mengandung SPF tertulis tahan lama dan tahan air, namun pada kenyatannya produk tersebut tidak bertahan selama itu, apalagi bila badan berkeringat ataupun setelah berenang dan menggunakan handuk. Untuk amannya setiap setelah berenang atau setiap 2 jam sekali penggunaan sunblock diulangi.

5. Sebagai tambahan, jika ingin berolahraga di luar ruangan pakailah baju berwarna biru, sebab menurut penelitian, baju putih memproteksi sinar UV sebesar 50 persen, jika baju putih tersebut dicuci dengan detergen khusus bahkan bisa memblok sinar UV sampai 400 persen. Sedangkan baju yang diwarnai biru mampu memproteksi lebih besar lagi yaitu sebanyak 544 persen.

Sumber: diolah dari the new york times

Pria Juga Bisa Berpura-pura Orgasme


Untuk para wanita, jangan terlalu senang karena bisa 'membohongi' pria dengan berpura-pura orgasme saat berhubungan intim. Ternyata dari penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Journal of Sex Research, sekitar 25 persen pria dan 50 persen wanita melakukan orgasme palsu saat berhubungan intim. Hasil penelitian ini cukup mengejutkan karena selama ini wanitalah yang diketahui sering berpura-pura orgasme. Adalah hal yang sulit bagi pria untuk berpura-pura orgasme, sehingga peneliti-peneliti terdahulu kesulitan untuk mendapatkan datanya.

Penelitian yang dilakukan oleh psikolog di Universitas Kansas ini melibatkan 180 mahasiswa dan 101 mahasiswi. Mereka diajukan pertanyaan mengenai riwayat aktivitas seksualnya, serta apakah pernah berpura-pura orgasme saat melakukan aktivitas seksual. Aktivitas seksual disini tidak selalu mengacu pada hubungan intim (coitus), tapi juga termasuk seks manual dan oral.

Hasilnya didapatkan sekitar 10 persen pria dan 19 persen wanita berpura-pura orgasme saat melakukan aktivitas seksual yg bukan coitus, sementara yang berpura-pura orgasme saat coitus sekitar 28 persen pria dan 67 persen wanita. Aktivitas coitus lebih banyak memacu pasangan untuk berpura-pura orgasme.Rata-rata alasan yang diberikan oleh pria dan wanita yang berpura-pura orgasme itu sama, ingin mengakhiri hubungan intim tanpa menyakiti pasangannya. Kenapa harus diakhiri? Karena orgasme yang diinginkan tidak terjadi atau munculnya lama.

Waktu-waktu pria dan wanita memalsukan orgasme ini hampir sama, yaitu wanita lebih dulu orgasme disusul segera oleh si prianya secara hampir berbarengan. Malahan ini menjadi semacam panduan, terutama pada wanita, ketika si pria sudah tampak akan orgasme, maka si wanita akan segera berpura-pura orgasme lebih dulu supaya pasangannya tidak tampak kecewa. Beberapa wanita lebih memilih melewatkan orgasme yang sebenernya dengan orgasme palsu dengan alasan seperti itu. Hal ini malah akan membuat wanita (dan juga pria) yang berpura-pura orgasme berada di bawah tekanan dan tidak menikmati hubungan intim tersebut.

Menurut Carol Ellison, pengarang buku Women's Sexualities: Generations of Women Share Intimate Secrets of Sexual Self-Acceptance (New Harbinger, 2000), adalah suatu masalah saat tujuan dari berhubungan seks adalah sekedar ereksi, coitus, dan orgasme. Keberhasilan suatu hubungan seksual harus didefinisikan kembali, yaitu sebagai sesuatu yang membuat kita merasa lebih baik terhadap diri kita sendiri, terhadap pasangan kita, dan sebagai sesuatu yang meningkatkan hubungan antar pasangan. Menurutnya, jika kita mengubah tujuan dari seks yaitu untuk menciptakan kesenangan bersama dan menemukan cara-cara yang berbeda untuk menciptakan kesenangan tersebut, maka kita akan belajar lebih banyak tentang respon seksual, dan seks akan menjadi suatu pengalaman yang sama sekali berbeda.