Rabu, 22 Desember 2010

Apakah Gen Mempengaruhi Pilihan Partai Politik Kita?


Masih juga berdebat mengenai partai biru atau kuning atau merah yang lebih baik? Coba ditinjau ulang kembali, karena menurut para ahli dari Universitas Nebraska, pilihan kita terhadap partai politik bukan didasari atas baik buruknya partai tersebut, melainkan ada faktor biologis dari tubuh kita yang ikut menentukan.

Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan menyatakan bahwa kemungkinan ada faktor biologis, seperti gen, yang mempengaruhi orang untuk memilih partai politik favoritnya. Hasil penelitian ini cukup mengejutkan, terutama bagi para simpatisan partai. Karena selama ini mereka berpikir bahwa memilih suatu partai politik adalah suatu kebebasan dengan melalui pertimbangan individu, tanpa menyadari bahwa ada faktor genetik yang mempengaruhinya.

Penelitian yang berupa analisis perilaku ini melibatkan ahli psikologi dan politikus dari dua partisipan partai di Amerika Serikat, yaitu kaum konservatif dan liberal. Salah satunya melalui teknik tatapan mata. Teknik ini menampilkan gambar orang sedang melirik ke kiri di televisi. Mereka diharuskan menatap gambar tersebut. Orang liberal cenderung ikut menengok ke kiri mengikuti arah tatapan mata obyek di televisi, sedangkan yang konservatif cenderung tetap memandang lurus tidak bergerak. Hal ini dianalisis terkait dengan nilai diri mereka, orang liberal cenderung berempati sedangkan konservatif cenderung tidak mempercayai orang lain.

Penelitian lain yang melibatkan keduanya yaitu tentang pengaturan kamar. Orang konservatif memiliki kamar tidur yang bersih, wangi, dan banyak item-item terorganisir seperti prangko dan kalendar. Sedangkan yang liberal kamar tidurnya lebih nyaman, bergaya, banyak buku-buku tentang feminisme dan peta internasional.

Ketika disodorkan gambar orang yang sedang makan cacing, orang-orang yang merasa jijik adalah mereka yang cenderung setuju dengan pemahaman konservatif seperti anti pernikahan sesama jenis dan seks pranikah. Mereka akan menjadi partisipan partai Republik. Begitupula sebaliknya.

Terkait penelitian tersebut, John Hibbing, kepala penelitian ini, menyatakan bahwa reaksi biologis dari gen tidak semata-mata membuat orang menjadi anggota partai Republik atau partai lainnya, namun faktor biologis itu membuat seseorang tertarik pada partai yang dia ikuti. Tentu saja hal ini perlu penelitian lebih lanjut melalui studi biologi politik yang akan terus dikembangkan sampai 50 tahun ke depan.

Sumber: Time Healthland

Tidak ada komentar:

Posting Komentar